Rabu, 12 September 2012

Hidup diantara Pulau di Kepulauan Aru

Ketika itu aku tidak terbayang akan pernah menginjakan kaki disuatu tempat dimana tak ada aktifitas manusia yang hiruk pikuk di pasar,bising kendaraan bermotor yang mengeluarkan polusi dan sibuknya manusia hilir mudik di mal atau super market.
Kala itu yang kerap terdengar hanya suara burung dan gemuruh ombak yang tak pernah berhenti menghantam karang yang ada di seberang dermaga.

Pada malam hari bulan terang bersinar riak air laut terlihat agak tenang membuat semakin sunyinya malam suara jengkrik dan burung malam terasa melekat di telinga melengkapi kesunyian di tempatku ini. Menjelang pagi hari yang kerap terdengar bukan lagi suara kokok ayam tapi suara babi hutan yang pulang sehabis mencari makan, sungguh-sungguh merupakan tempat yang baru bagiku kala itu.

Tempat saya berada kurang lebih 4 kilo meter dari desa Kabalukin namanya, tapi orang banyak mengenalnya dengan sebutan Kalar-kalar terletak di pulau Terangan Kabupaten Kepulauan Aru. Desa ini hanya di huni kurang lebih 50 kepala keluarga yang mempunyai mata pencaharian bertani dan mencari ikan di laut. Semua dari penduduk desa ini hidup di bawah garis kemiskinan yang hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari saja itupun kalau mereka mempunyai lahan garapan atau alat penangkap ikan yg bisa diandalkan.

Pemerintah daerah yang ada tidak cukup memperhatikan keadaan masyarakat di daerah ini,baik dari segi kesehatan ataupun pendidikan yang mutlak sangat di perlukan untuk masyarakat disini. Persentase anak-anak yang tidak bisa membaca lebih besar dari anak-anak yg bisa membaca karenanya ketika saya mempelajari lebih jauh tentang daerah ini saya sangat-sangat terharu dan terpanggil untuk bisa menyampaikan keadaan ini kepada siapapun yang bisa dan mau peduli dengan keadaan ini.

Faktor geografis yang sulit salah satunya yang mengakibatkan kurang lancarnya transportasi sehingga mengakibatkan sulinya mencapai tempat-tempat di pulau ini dan tata letak kampung satu ke kampung yang lain minimal jarak tempuh sekitar 16 kilo meter menghambat komunikasi antar warga di kepulauan Aru ini.

Ini baru gambaran yang saya tulis dari satu daerah yang sempat saya singgahi di kepulauan aru ini.(Bersambung)


1 komentar:

  1. lagi googling peta aru, eh muncul blognya si Aa..
    apa kaba A?

    BalasHapus